Halo para pembaca setia! Hari ini, kita akan membahas sebuah puisi yang penuh dengan liku-liku cinta dan perasaan campur aduk, karya Titto Telaumbanua, berjudul "Kecewa, Cinta dan Kebodohan". Puisi ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dengan kebahagiaan, namun juga kekecewaan yang mendalam. Tentu saja, kita akan membahasnya dengan sedikit bumbu humor agar lebih menarik dan menghibur!
Cinta yang Datang Membawa Harapan
Puisi ini dimulai dengan pengharapan bahwa cinta yang datang adalah kiriman Tuhan. Bayangkan saja, setiap kali kita berharap menemukan cinta sejati, Tuhan mendengar dan mengirimkan seseorang yang membuat hati kita bergetar. Rasanya seperti memenangkan lotre cinta, tapi tunggu dulu, jangan terlalu terbawa perasaan!
Jatuh Cinta Lagi
Hingga suatu ketika, kunci hatiku melemah dengan senyum dan parasmu. Adalah kamu, orang yang kembali membuatku jatuh. Wah, bayangkan kalau jatuh cinta adalah olahraga, kita pasti jadi atlet yang sering terjatuh dan bangkit lagi. Setiap senyuman dan tatapan mata bisa membuat hati kita berdebar tak karuan!
Gelisah yang Menggelitik
Kamu tahu, hati ketika sedang jatuh adalah hal yang paling menggelisahkan. Wajahmu akan selalu ada, rindu yang selalu datang. Pikiran dan hati sedang tidak baik-baik saja. Ah, jatuh cinta memang seperti bermain roller coaster, kadang bikin senyum-senyum sendiri, kadang bikin gelisah tak berujung. Tapi itulah indahnya jatuh cinta!
Menikmati Cinta dari Jauh
Aku membiarkan rasa dan hanya mencintaimu dari jauh. Bagiku jatuh cinta sendirian adalah hal biasa. Bayangkan kalau kita bisa menikmati cinta seperti menonton film dari kejauhan. Tidak perlu buru-buru, cukup menikmati setiap momen dengan hati yang tenang. Seperti menikmati popcorn sambil menonton drama romantis!
Harapan yang Terwujud
Hingga di saat yang tepat, ternyata kau juga sama. Memiliki rasa yang sebenarnya dari dulu kurasakan. Wah, bayangkan kalau cinta kita bertepuk sebelah tangan, tapi ternyata tangan satunya datang juga untuk menyambut. Rasanya seperti mendapatkan bonus cinta yang tak terduga!
Cinta yang Indah
Cinta adalah posisi teratas bahagia dari deretan bahagia yang ada. Kamu sedang membuatku berada di atas sana. Menyembuhkan luka yang sudah-sudah. Bayangkan saat cinta membuat kita merasa seperti berada di puncak kebahagiaan. Setiap hari terasa indah dan penuh warna, seperti pelangi setelah hujan deras!
Kenangan Manis
Kita mulai mewarnai hari, mengisi kenangan-kenangan mesra di sepanjang perputaran matahari. Mengabari setiap saat, mengingatkan makan, menghabiskan berjam-jam di depan layar sebelum pamit mau tidur. Ah, kenangan manis ini selalu membuat hati tersenyum, seperti adegan-adegan dalam film romantis yang bikin baper.
Kecewa yang Datang Kembali
Hanya sebentar. Ternyata kau singgah hanya sebentar. Aku terbanting ke tanah dengan begitu kerasnya. Lagi-lagi luka dan kecewa datang. Keadaan menertawakan. Patah hati kembali terulang. Ah, bayangkan jika cinta adalah permainan jatuh bangun. Setiap kali kita jatuh, kita harus bangkit lagi dengan semangat baru. Tapi kali ini, kekecewaan benar-benar menghantam!
Refleksi Akhir
Puisi "Kecewa, Cinta dan Kebodohan" ini adalah karya yang menggambarkan perjalanan cinta yang penuh dengan kebahagiaan dan kekecewaan. Melalui bait-bait yang penuh makna dan humor, Titto Telaumbanua berhasil menyampaikan perasaan yang mungkin pernah kita rasakan. Cinta adalah perjalanan yang indah, meski terkadang penuh dengan liku-liku.
Mari kita renungkan setiap bait puisi ini dan menemukan makna mendalam di dalamnya, sambil menikmati sedikit bumbu komedi yang membuat pembaca nyaman dan tertarik. Siapa tahu, setelah membaca puisi ini, Anda akan semakin menghargai dan menikmati setiap momen cinta dalam hidup Anda.
***
Kecewa, Cinta dan Kebodohan
Oleh: Titto Telaumbanua
Kembali kecewa adalah satu hal yang tak pernah kuharapkan. Setelah beberapa kisah yang selalu sama, aku sempat berhenti dan berteduh sementara. Entah lelah atau trauma pada kata jatuh cinta, aku tak peduli alasannya. Aku menikmati sendiri dan sedang nyaman-nyamannya.
Hingga suatu ketika, kunci hatiku melemah dengan senyum dan parasmu. Adalah kamu, orang yang kembali membuatku jatuh. Terjatuh pada jurang rasa yang sempat kulupakan. Rasa yang pernah menghilang, kembali dengan hanya sedikit menuang bayang wajahmu.
Sementara aku yang menjadi kaku karna lamanya menikmati luka, aku membiarkan rasa, dan hanya mencintaimu dari jauh. Bagiku jatuh cinta sendirian adalah hal biasa.
Cerita berjalan kubiarkan begitu saja. Hingga di saat yang tepat, ketika aku mendengar kau sedang sendirian, aku meyakinkan diri untuk bisa. Dan jauh dari apa yang kuduga, ternyata kau juga sama. Memiliki rasa yang sebenarnya dari dulu kurasakan.
Cinta adalah posisi teratas bahagia dari deretan bahagia yang ada. Kamu sedang membuatku berada di atas sana. Menyembuhkan luka yang sudah-sudah.
Kita mulai mewarnai hari. Mengisi kenangan-kenangan mesra di sepanjang perputaran matahari, mengabari setiap saat, mengingatkan makan, menghabiskan berjam-jam di depan layar sebelum pamit mau tidur. Belum lagi yang kau datang di tengah malam itu menjadi mimpi indahku.
Hanya sebentar. Ternyata kau singgah hanya sebentar. Aku terbanting ke tanah dengan begitu kerasnya.
Lagi-lagi luka dan kecewa dating. Keadaan menertawakan, patah hati kembali terulang. Kembali aku menyadari satu kebodohan.
Aku yang meletakkan namamu di ruang hati paling megah, sementara di hatimu namaku ada paling bawah. Aku yang terlalu Bahagia, dan kamu malah melihatku sebagai pelarian..
Kamu pergi entah ke mana, memberi alasan formal, "Aku mau sendiri."
Seandainya kau tak dating, saat ini aku pasti baik-baik saja. Sekarang kecewa ditindih kecewa, luka di atas luka, menjadikan alasan bagiku bahwa cinta bukanlah sejatinya bahagia.
***
Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi “Kecewa, Cinta dan Kebodohan”.
No comments:
Post a Comment