Hati dan Kopi
Manisnya cerita
ketika hati sedang jatuh dalam lingkaran rasa
Kau melewati
hari-hari dengan bahagia
Bersama bunyi
kecil penanda notifikasi
Di dalam benda
yang selalu kau genggam
Centang abu-abu
yang tak lama kau lihat menjadi biru
Berdering
kembali sebagai tanda kau tidak sendiri
Dalam rasa yang
sedang kau selami
Hari liburmu kau
habiskan di tempat-tempat istimewa
Mencoret-coret
dinding kenangan
Ditemani hati
yang kau angggap sudah menjadi milikmu
Iya,
Hati yang ada di
hadapanmu kau anggap sudah menjadi milikmu
Ketika senyum
yang kau terima seketika melumpuhkan hatimu
Ketika memandang
dalam matanya kau enemukan namamu
Kau mengorbankan
rasa ngantuk demi menjemputnya malam-malam
Di atas motor
itu,
Memberimu pelukan
hangat saat dia berada di belakangmu
Dagu yang jatuh
tepat di pundakmu
Membuat jantungmu
berdetak kencang dalam menerjemahkan tingkahnya
Ketika masanya
tiba
Ketika kau sadar
akan hati yang tak pernah menjadi milikmu
Kau menerima
garis yang telah menjadi takdir
Kau hanya dengan
pasrah
Melepas genggaman
yang bertahun-tahun kau eratkan
Secangkir kopi
pahit yang terasa hambar
Menemani pagimu
bersama kenangan yang pernah kau tuliskan
Mengaduk cerita
yang tersisa
Sebagai pemanis
pada cangkir yang sedang kau seduh
Memaksakan senyum
di bibirmu saat kau menyeruput
Walau pahitnya
masih terasa
Kau melewati
hari terasa panjang tanpa kabar
Ketika rasa yang
tersisa masih terlihat di sudut matamu
Senyumnya yang
masih melekat susah untuk kau hapus
Hati yang kau
rawat kini retak dan hancur berantakan
Yang sedang kau
rasakan adalah kesal
Menyesal kenapa
cinta yang tumbuh pada orang yang salah
Membenci cebuah
rasa yang mencoba akan datang
Meyakini bahwa
hanya pahit kopi yang paling setia
Hanya kopi yang
pantas menemani
Hanya kopi yang
bisa memberi senyum,
Mendengar ceritamu,
Dan menawarkan
suasana manis dari pahit yang sedang kau rasakan
Karya : Titto Telaumbanua
***