Aku sangat
percaya bahwa cinta adalah anugerah Tuhan.
“Eh, btw bulan
depan kita anniversary ke 2 tahun lho.” Dia mengingatkanku dengan hari jadian
kami.
“Hehehehh...
iya.”
Aku pacaran
dengan seorang gadis cantik, manis dan jenong. Selama 2 tahun ini kami
baik-baik saja. Hanya saja, satu-satunya yang menjadi masalah adalah kami beda
iman. Dia seorang pengagum kota Mekkah, sedangkan aku pemakai kalung salib.
Kami membangun
hubungan atas dasar saling suka dan tanpa memikirkan tujuan akhir. Kelihatan
sekali, sebego apa kami memaknai kata ‘sayang’.
Hubungan kami ini ibarat sebuah usaha yang kami bangun bersama; kami tahu untuk
beberapa tahun ke depan usaha kami itu pasti bangkrut, kami akan pisah dan
mecari parner lain masing-masing.
Kami berdua
percaya bahwa cinta dan jodoh itu diatur sama Tuhan. Kami akan tetap berjalan
sampai Tuhan menghentikan cinta itu dengan caraNya sendiri.
“2 tahun itu
lama banget tau.”
“Hmm... 2 tahun.
Menandakan kalau aku cowok setia.”
“Kamu mah cuman
mikir 1 sisi doang. Kamu nggak mikir kalau aku juga?”
“Kamu kan
orangnya cepat bosan. Jadi yang bikin kamu setia itu, aku. Hehehhe.”
“Dih... gitu.”
“Kamu mau apa di-anniv
kita yang ke 2 tahun ini?”
“Emm... apa
ya??”
“Btw, kalo
materi aku nggak punya.”
“Trus kamu mau
nawarin apa???”
“Tambah setia?
Makin sayang? Kan itu bukan bagian dari materi.”
“Emm.... gak
ada. Kamu?”
“Gak ada juga.”
Saat itu, kita
saling tidak ingin membebani satu-sama lain. Walaupun dalam hati mungkin saling
mengharapkan suatu surprise di hari yang spesial itu nantinya.
Beberapa hari
setelah itu, terlintas di pikiranku tentang sebuah kata. Bahagia. Bahagia itu sederhana. Sesutu yang kita miliki, trus
hilang, trus ketemu lagi, itu sudah membuat kita bahagia. Bahagia sesederhana
itu.
12 hari sebelum
tanggal spesial itu, aku ngechat dia, “Kamu lagi ngapain?”
“lagi siap-siap
mau berangkat kerja.”
“Aku punya satu
ide yang menarik.”
“Apa.”
“Sebelum tanggal
anniv kita, kita jangan ada komunikasi ya. Kita saling block semua sosmed untuk
sementara. 12 hari. Kamu bisa?”
“Hemm...”
“Jadi, kita
jangan chatan selama 12 hari. Kayaknya rasa
itu akhir-akhir ini makin tumbuh, kita coba untuk berhenti sementara. Ini
kesempatan kamu juga menemukan jodoh. Siapa tahu Tuhan mengirimkan jodoh untuk
kamu. Gapapa, coba untuk membuka hati aja. Kalau aku sih, paling akan
menyibukkan diri dengan hobiku, menunggu sampai 12 hari ke depan.”
“Hem...”
“Gimana, kamu
bisa kan?”
“Kamu pengen
banget kayaknya?”
“Aku cuman ingin
bahagia sih di hari anniv kita nanti.”
“Yaudah. Tapi
janji, 12 hari lagi block dibuka ya.”
“Iya.”
“Mulai kapan?.”
“Sekarang.”
“Ya udah”
“Udah?”
“Udah.”
“Yaudah. Bye, i
love u”
Ya, hari itu
terakhir kali aku menghubunginya, terakhir kali mendapat kabar darinya sebelum
hari anniversary kita.
Ini sebuah
tantangan yang keren sih. Menantang
sepasang hati untuk menyerah pada komitmen. Berani mengambil resiko yang melibatkan
hati. Kalau masih memiliki rasa, kita
berdua mendapatkan surprise di hari anniv. Tapi, kalau rasa itu hilang, mungkin di chattan terakhir itu aku terakhir
mencintainya.
Untuk hati yang
sedang diuji, selamat menanti.
26.10.2018
No comments:
Post a Comment