SAJAK - DOAKU

DOAKU

Niat di setiap doaku adalah di masa depanku ada kamu
Di setiap kalimat-kalimat yang mengisi permintaanku,
Selalu kuselipkan namamu sebagai utama dalam sapaku kepada Tuhanku

Dalam hening di tengah malamku,
Senyum yang sempat kau hadiahkan padaku,
Menjelma sebagai sinar purnama dalam tidurku

Mengingatmu saja aku tenang
Apalagi bila Tuhan menghadiahkan kamu sebagai bagian dari nafasku

Bila hatiku sebagai tempatmu
Akan kumegahkan istanamu agar kau nyaman dan betah di sana
Bila hatiku sebagai tempatmu berteduh sementara
Akan kujamu dengan apa yang kau suka
Sampai kau lupa untuk pulang

Tapi,
Apa jadinya bila kita percaya tentang perbedaan Tuhan

Hati yang kusuguhkan akan kuserahkan kepada takdir
Sebagai penulis garis kehidupan
Kusiapkan hati untuk patah dari pergimu

Demi sebuah keteguhan dari apa yang kita yakinkan
Merelakanmu beranjak
Dan membiarkan istana yang kumegahkan runtuh diterpa kehilangan

Sementara,
Akan menjadi puing-puing kenangan yang tak berdaya
Untuk bisa berbentuk kembali seperti semula

Sampai aku sadar,
Bahagiaku bukan padamu

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - KEHENINGAN

Keheningan

Coba berpikir sejenak...
Kamu selalu menegaskan
Keheningan membuatmu tenang
Tidak...
Aku rasa itu bukan sebuah alasan
Tidakkah kamu sadari,
Dia datang dengan sendirinya
Di kala kita berbincang dengan katadan tawa

Kamu tahu
Aku pernah sendiri
Mencoba berbincang kepada langit
Dia pun menawarkan keindahan
Tanpa kata
Perlahan dia pergi
Hanya meninggalkan kenangan dan gelisah

Sesaat aku menepi di tengah gelapnya malam
Membuat perapian dari setumpuk ranting-ranting kering
Dia pun memberi kehangatan
Tapi tidak begitu lama
Dia pun pergi begitu saja tanpa pamit
Hingga diri ini sadar
Kudapatkan tubuhku
Terbujur di tepian malam
Sendiri masih dengan tanda tanya

Karya : El Telaumbanua

***

SAJAK -HATI DAN KOPI

Hati dan Kopi

Manisnya cerita ketika hati sedang jatuh dalam lingkaran rasa
Kau melewati hari-hari dengan bahagia
Bersama bunyi kecil penanda notifikasi
Di dalam benda yang selalu kau genggam
Centang abu-abu yang tak lama kau lihat menjadi biru
Berdering kembali sebagai tanda kau tidak sendiri
Dalam rasa yang sedang kau selami

Hari liburmu kau habiskan di tempat-tempat istimewa
Mencoret-coret dinding kenangan
Ditemani hati yang kau angggap sudah menjadi milikmu
Iya,
Hati yang ada di hadapanmu kau anggap sudah menjadi milikmu
Ketika senyum yang kau terima seketika melumpuhkan hatimu
Ketika memandang dalam matanya kau enemukan namamu

Kau mengorbankan rasa ngantuk demi menjemputnya malam-malam
Di atas motor itu,
Memberimu pelukan hangat saat dia berada di belakangmu
Dagu yang jatuh tepat di pundakmu
Membuat jantungmu berdetak kencang dalam menerjemahkan tingkahnya

Ketika masanya tiba
Ketika kau sadar akan hati yang tak pernah menjadi milikmu
Kau menerima garis yang telah menjadi takdir
Kau hanya dengan pasrah
Melepas genggaman yang bertahun-tahun kau eratkan

Secangkir kopi pahit yang terasa hambar
Menemani pagimu bersama kenangan yang pernah kau tuliskan
Mengaduk cerita yang tersisa
Sebagai pemanis pada cangkir yang sedang kau seduh
Memaksakan senyum di bibirmu saat kau menyeruput
Walau pahitnya masih terasa

Kau melewati hari terasa panjang tanpa kabar
Ketika rasa yang tersisa masih terlihat di sudut matamu
Senyumnya yang masih melekat susah untuk kau hapus
Hati yang kau rawat kini retak dan hancur berantakan

Yang sedang kau rasakan adalah kesal
Menyesal kenapa cinta yang tumbuh pada orang yang salah
Membenci cebuah rasa yang mencoba akan datang
Meyakini bahwa hanya pahit kopi yang paling setia
Hanya kopi yang pantas menemani
Hanya kopi yang bisa memberi senyum,
Mendengar ceritamu,
Dan menawarkan suasana manis dari pahit yang sedang kau rasakan

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - JANGAN SEKAP AKU

Jangan Sekap Aku

Jangan sekap aku dengan sebuah tuntutan
Ketika aku jauh berjalan dalam segala apa yang dituntun langkahku,
Beri aku kebebasan memilih

Jangan sekap aku dengan sebuah tuntutan
Ketika aku berkata dalam segala bisikan hati kecilku,
Beri aku kebebasan memilih

Jangan sekap aku dengan sebuah tuntutan
Ketika aku mendengar dalam segala teriakan yang ada di sekitarku,
Beri aku kebebasan memilih

Jangan sekap aku dengan sebuah tuntutan
Ketika aku merasakan dalam segala makna kehidupan,
Beri aku kebebasan memilih

Jangan sekap aku dengan sebuah tuntutan
Ketika aku sedang mempersiapkan hidup dalam segala proses untuk masa depan,
Beri aku kebebasan memilih

Hidup,
Bukan hanya tentang nama atau tahta
Pencapaian sesungguhnya adalah tentang bahagia
Kebutuhanku adalah dukungan,
Bukan berupa celaan dari hasil kekangan yang tak berbuah

Karya : Titto Telaumbanua

***

Mungkin Kamu Suka

Patah Hati dalam Rangkaian Kata: "Patah Hati Yang Kau Berikan"

Selamat datang para pembaca setia, Kali ini, mari kita tertawa sedikit meskipun membahas sesuatu yang serius. Kita akan membahas puisi yan...