Puisi yang Menggugah Jiwa: "Yang Terampas dan yang Putus"
Salam hangat kepada para pembaca setia,
Kali ini, saya ingin berbagi sebuah puisi yang sangat mendalam dan penuh dengan emosi karya sastrawan besar Indonesia, Chairil Anwar. Puisi ini berjudul "Yang Terampas dan yang Putus". Melalui kata-kata yang kuat dan penuh makna, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan tentang perasaan kehilangan, ketidakpastian hidup, dan kebijaksanaan yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman masa lalu.
Keheningan Malam dan Ruang Kosong
Puisi ini menggambarkan suasana malam yang sepi dan ruang kosong yang dirasakan oleh sang penyair. Kelam dan angin yang lalu mempesiang diri, menciptakan gambaran kesunyian yang begitu mendalam. Di tengah keheningan ini, penyair merasakan betapa rimbanya menjadi semati tugu, menunjukkan betapa hening dan beku suasana yang dialami.
Keterasingan dan Kehampaan
Chairil Anwar mengungkapkan perasaan keterasingan dan kehampaan yang begitu kuat. Meskipun dalam kamar dan dalam diri berbenah, ada perasaan bahwa kisah baru hanya bisa dilepaskan melalui tangan yang bergerak lantang, sementara tubuh diam sendiri, dan cerita serta peristiwa berlaku beku. Puisi ini menggambarkan betapa sulitnya melanjutkan hidup dengan segala kenangan yang masih membekas.
Ketangguhan dalam Kehidupan
Di tengah suasana yang suram, ada juga gambaran tentang ketangguhan. Sang penyair menyatakan bahwa dirinya kini bisa tahan, bukan lagi kanak-kanak yang rentan. Namun, tetap ada perasaan bahwa kehidupan hanya menunda kekalahan. Puisi ini mengajarkan kita tentang kebijaksanaan yang didapatkan dari pengalaman hidup, meskipun itu berarti bertambah terasing dari cinta dan kebahagiaan yang sederhana.
Refleksi Akhir
Puisi ini ditutup dengan refleksi tentang kehidupan yang sering kali diwarnai oleh hal-hal yang tidak diucapkan, sebelum akhirnya kita menyerah. Ini adalah pengingat bahwa ada begitu banyak hal dalam hidup yang tetap tidak terungkap, namun membawa makna mendalam bagi diri kita.
Selamat menikmati dan meresapi puisi "Yang Terampas dan yangPutus" ini. Semoga puisi ini dapat memberikan inspirasi dan refleksi bagi kita semua tentang arti kehidupan dan ketangguhan di tengah cobaan.
Dengan penuh kasih, Titto Telaumbanua.
Yang Terampas dan yang Putus
Karya : Chairil Anwar
Kelam
dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu.
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d.) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi hanya tangan yang bergerak lantang.
tubuhku diam sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku.
cemara menderai sampai jauh,
terasa hari akan jadi malam,
ada beberapa dahan ditingkap merapuh,
dipukul angin yang terpendam.
aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini.
hidup hanya menunda kekalahan,
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
Silahkan menonton video musikalisasi dai puisi Yang Terampas dan yang Putus.
No comments:
Post a Comment