Hai para pembaca setia! Hari ini, kita akan membahas sebuah puisi yang penuh dengan nostalgia dan kenangan manis, karya Titto Telaumbanua, berjudul "Perjalanan dan Kenangan". Puisi ini mengisahkan perjalanan yang dipenuhi dengan kenangan indah dan mengharukan. Tentu saja, kita akan membahasnya dengan sedikit bumbu humor agar lebih menarik dan menghibur!
Bicara Tentang Kenangan
Puisi ini dimulai dengan refleksi tentang perjalanan yang sebenarnya adalah cerita tentang kenangan. Bayangkan saja, setiap kali kita pergi ke tempat yang pernah kita kunjungi setahun lalu, pasti ada kenangan yang tersirat di setiap sudutnya. Seperti ketika kita pulang ke rumah nenek dan teringat masa kecil saat bermain petak umpet di kebun belakang. Ah, nostalgia!
Duduk di Tempat Menunggu
Aku duduk di tempat biasa dulu kita menunggu. Waktu itu hari sudah gelap, diterangi lampu jalan, diwarnai kendaraan lalu-lalang. Kita mentertawakan apa pun yang sebenarnya biasa. Coba bayangkan, duduk di halte bus sambil mentertawakan hal-hal konyol seperti "Eh, lihat tuh, ada kucing nyebrang jalan!" Kenangan yang sederhana tapi sangat berharga.
Gedung Tinggi dan Kisah Acak-Acakan
Mataku mengarah ke gedung tinggi, tapi yang kulihat bukan itu. Bangunan megah itu terhalang oleh tumpukan kisah yang terlihat acak-acakan. Senyum pun datang, pikiranku sedang di sana, hati sedang berbahagia sesaat. Wah, bayangkan kalau setiap kali melihat gedung tinggi, kita malah teringat momen lucu seperti saat kena semprot air hujan karena lupa bawa payung. Ah, kenangan memang bisa muncul di mana saja!
Kenangan yang Terasa Dekat
Terasa dekat. Ceritanya begitu nyata, jeda setahun berasa tak lama. Bayangkan, seperti menonton film favorit yang tidak pernah bosan ditonton ulang-ulang. Setiap adegan terasa begitu nyata dan membuat kita tersenyum sendiri. Kenangan yang indah memang selalu membuat kita merasa dekat dengan masa lalu.
Mencari Kenangan yang Bercerai
Aku berjalan kecil menyusuri garis waktu. Mencari kenangan-kenangan yang berceceran itu. Aku sedikit tersungkur, jatuh. Kukira tersenggol batu, ternyata aku tersandung rindu. Wah, bayangkan kalau rindu bisa jadi benda fisik. Mungkin kita akan sering tersandung dan jatuh karena banyaknya rindu yang berserakan di jalan. Hati-hati, jangan sampai jatuh karena rindu ya!
Refleksi Akhir
Puisi "Perjalanan dan Kenangan" ini adalah karya yang menggambarkan betapa berharganya kenangan dalam hidup kita. Melalui bait-bait yang penuh makna dan humor, Titto Telaumbanua berhasil menyampaikan perasaan yang mungkin pernah kita rasakan. Kenangan adalah harta karun yang selalu membuat kita tersenyum dan tertawa.
Mari kita renungkan setiap bait puisi ini dan menemukan makna mendalam di dalamnya, sambil menikmati sedikit bumbu komedi yang membuat pembaca nyaman dan tertarik. Siapa tahu, setelah membaca puisi ini, Anda akan semakin menghargai kenangan-kenangan indah dalam hidup Anda.
Dengan penuh kasih,
Perjalanan dan Kenangan
Karya: Titto Telaumbanua
Berbicara tentang perjalanan adalah bercerita tentang kenangan
Aku ke tempat biasa aku berkunjung tahun lalu,
Terlihat seperti biasa-biasa saja, tapi tersirat beberapa kenangan.
Di sana pernah ada cerita, tertulis di setiap titik-titik jalannya.
Aku duduk di tempat biasa dulu kita menunggu.
Waktu itu hari sudah gelap, diterangi lampu jalan, diwarnai kendaraan lalu-lalang.
Kita mentertawakan apa pun yang sebenarnya biasa.
Membahas setiap kata yang terlintas.
Mataku mengarah ke gedung tinggi, tapi yang kulihat bukan itu.
Bangunan megah itu terhalang oleh tumpukan kisah yang terlihat acak-acakan..
Senyum pun datang,
Pikiranku sedang di sana, Hati sedang berbahagia sesaat.
Terasa dekat.
Ceritanya begitu nyata,
Jeda setahun berasa tak lama.
Aku berjalan kecil menyusuri garis waktu.
Mencari kenangan-kenangan yang berceceran itu
Aku sedikit tersungkur, jatuh.
Kukira tersenggol batu, ternyata aku tersandung rindu.
***
Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi “Perjalanandan Kenangan”.
No comments:
Post a Comment