Halo para pembaca setia! Kali ini, kita akan membahas sebuah puisi yang penuh dengan sindiran dan keunikan, karya Titto Telaumbanua, berjudul "Kita Terjebak". Puisi ini mengisahkan tentang kecanduan teknologi dan bagaimana kita terjebak oleh benda kecil yang kita ciptakan sendiri. Tentu saja, kita akan membahasnya dengan sedikit bumbu humor agar lebih menarik dan menghibur!
Terjebak dalam Niskala
Puisi ini dimulai dengan penggambaran suasana lengang dan aktivitas bercerita dalam niskala. Bayangkan saja, setiap kali kita asyik dengan gawai, rasanya seperti masuk ke dunia lain yang penuh dengan keajaiban. Jempol pun bekerja tanpa henti, seolah-olah memiliki kehidupan sendiri. Ah, teknologi memang selalu punya cara untuk membuat kita terpesona!
Dekat dengan Semesta dalam Genggaman
Segalanya telah begitu dekat hanya dengan benda kecil 5 dim. Bayangkan kalau seluruh isi semesta bisa kita genggam dalam satu tangan. Seperti punya super power, kita bisa mendapatkan apa pun yang kita mau tanpa perlu beranjak dari tempat. Rasanya seperti menjadi raja atau ratu dalam dunia maya!
Nyaman tapi Terjebak
Semakin aku terbenam dalam kenyamanan, bagaimana tidak, dia memasarkan segala yang kumau. Bayangkan kalau teknologi adalah teman yang selalu tahu apa yang kita inginkan. Tapi tunggu dulu, jangan sampai terlalu nyaman! Karena kenyamanan ini bisa membuat kita lupa pada sekitar dan terjebak dalam dunia maya. Seperti tertidur di atas kasur empuk yang ternyata jebakan!
Realita yang Tersadar
Aku pun terjaga, ternyata bukan hanya aku, orang-orang di sekitarku juga akrab padanya. Semua membisu menikmati kebingaran semesta. Wah, bayangkan kalau setiap kali kita melihat sekitar, semua orang asyik dengan gawainya masing-masing. Rasanya seperti berada di dunia di mana semua orang berubah jadi zombie teknologi. Malapetaka yang tidak terelakkan!
Ironi Kecanduan
Sekalipun aku sadar, aku hanya mengadu pada cerita khayal. Dan masih dalam genggaman, benda yang tak sadar juga kuanggap teman. Bayangkan kalau setiap kali kita merasa sadar akan kecanduan teknologi, kita tetap tidak bisa lepas dari gawai. Rasanya seperti terjebak dalam labirin yang kita ciptakan sendiri. Ironis, tapi tetap bikin tertawa!
Refleksi Akhir
Puisi "Kita Terjebak" ini adalah karya yang menggambarkan kecanduan teknologi dan bagaimana kita terjebak oleh benda kecil yang kita ciptakan sendiri. Melalui bait-bait yang penuh makna dan humor, Titto Telaumbanua berhasil menyampaikan perasaan yang mungkin pernah kita rasakan. Teknologi adalah teman sekaligus musuh yang selalu berhasil membuat kita tersenyum dan berpikir.
Mari kita renungkan setiap bait puisi ini dan menemukan makna mendalam di dalamnya, sambil menikmati sedikit bumbu komedi yang membuat pembaca nyaman dan tertarik. Siapa tahu, setelah membaca puisi ini, Anda akan semakin sadar akan pentingnya keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata.
***
Kita Terjebak
Karya: Titto Telaumbanua
Kala itu memang sedang lengang
Sementara aku bercerita dalam niskala
Hanya air muka yang meluap nyata
Menemani jempol yang bertugas tak berjeda
Segalanya telah begitu dekat
Hanya berbekal benda kecil 5 dim
Bisa mendekap seluruh isi semesta
Begitu dekat dan terasa nyata
Semakin aku terbenam dalam kenyamanan
Bagaimana tidak,
Dia memasarkan segala yang kumau
Tidak perlu aku beranjak
Pikirku
Benda yang sedang kugenggam
Memberiku lupa pada sekitar
Dia musuh, bukan teman
Dia membuatku lupa
Pada semesta yang sesungguhnya
Aku pun terjaga
Ternyata bukan hanya aku
Orang-orang di sekitarku juga akrab padanya
Semua membisu menikmati kebingaran semesta
Malapetaka!!!
Mematung di dalam gaduh
Hilang kolerasi
Segalanya lenyap
Kita terjebak
Kita dijebak oleh apa yang kita cipta
Dan sungguh ironisnya
Sekalipun aku sadar
Aku hanya mengadu pada cerita khayal
Dan masih dalam genggaman
Benda yang tak sadar juga kuanggap teman
***
Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi “Kita Terjebak”.
No comments:
Post a Comment