PUISI - SENJA YANG MENGINTIP

Senja yang Mengintip

Aku melihat senja di sebelah kiri
Di sepanjang laju motorku,
Dia membayangiku dari balik gedung
Kadang terhalang,
Dan berikutnya mengintip kembali

Indahnya memikat mataku
Bahkan aku menikmati caranya
Ingin berlama-lama aku dalam kejarannya
Lajuku kadang cepat, dan dia ikut cepat
Begitu niatnya dia menawarkan diri untukku

Sampai pada satu waktu
Dia lenyap dan semesta mulai gelap
Sekarang terbalik, aku yang mencarinya
Memeriksa dari kejauhan, kemana perginya
Di balik awan kah?
Mungkin, tadi aku menyadari awan tebal di sebelahnya

Mengharapkannya cukup sia-sia
Sampai aku sadar, masanya memang hanya sampai di sini
Mungkin besok atau lusa dia akan datang kembali
Membawa cerita baru yang mungkin tidak sama
Tidak seperti hari ini

Karya : Titto Telaumbanua

***



PUISI - BERKACA PADA MALAM

Berkaca Pada Malam

Pejamkan matamu
Lupakan segala kenangan dulu
Tentang cinta dan luka
Biar tersimpan sebagai sejarah jiwa

Bermimpilah tentang kisah indah
Biar terlepas semua lara
Serta jangan lupa berdoa
Sebagai rindumu pada yang Kuasa

Jangan kau merasa hampa
Tersenyumlah penuh ceria
Di sini kita mengukir sejuta impian
Bersama waktu kita berjalan

Malam sebagai pengadu rindu
Walau hati tertikam selalu
Mencari jejak sebagai impian
Hingga sampai di garis penantian

Coba kita berkaca pada malam
Menanti purnama akan datang
Tetap menunggu walau dalam gelap
Hingga mencapai cahaya terang

Karya : Ellkan Telaumbanua

***

PUISI - SESEDERHANA ITU KAU MENGACAUKAN HARIKU

Sesederhana Itu Kau Mengacaukan Hariku

Salahku mengabaikanmu seharian
Yang ku tahu kau sudah terbiasa
Akhirnya pecah dalam deretan-deretan kalimat kekesalan
Yang beruntun masuk ke dalam chat WhatsApp

Rasa bersalahku pada tebakanku yang salah
Begitu sadar bahwa kau tetap dalam keembutan
Kodrat perasaan sebagai kaum Hawa
Salahku yang sempat mengabaikan

Berikutnya...
Kau melakukan hal yang sama
Chat yang biasa kau sahut
Sekarang berhenti di centang biru

Sesederhana itu kau mengacaukan hariku
Tanpa kabar darimu
Dering yang kau ciptakan sepi
Membuat gempar yang berujung sunyi di dalam hati
Melenyapkan segala canda tawaku
Yang seharusnya utama di sepanjang hariku

Karya : Titto Telaumbanua

***

PUISI - DI SUATU MALAM

Di Suatu Malam

Aku sedang berbaring
Masih terjaga di depan layar ponsel
Di luar saat ini sangat dingin menusuk kulit
Memang musimnya hujan bertamu bulan ini

Untuk pindah posisi pun aku berat kaki
Sudah sangat nyaman di atas pembaringan ini
Mataku juga sudah dari tadi menyipit
Mengajak untuk bertolak ke alam mimpi

Hem...
Tapi, satu janji mendatangi pikiran
Sebentar lagi aku harus keluar rumah
Beranjak dari sini demi ikrar
Akhh... Haruskah?

Ragaku berat sekali menepatinya
Mataku juga memberi usul untuk tidak
Tapi, hatiku berkata iya
Sepertinya...
Aku harus siap-siap berangkat sekarang

Karya : Titto Telaumbanua

***

PUISI - SELAMAT PASKAH

Selamat Paskah

Ketika Yesus dijatuhi hukuman mati
Ia disalib sebagai tradisi
Dalam kepasrahan Dia menyerahkan diri
Meminum isi cawan sebagai tugas terakhir

Di atas bukit Kalvari
Dalam hembusan nafas terakhir
Dia menyerukan ayat-ayat suci
Dalam penyerahan seutuhnya kepada Ilahi

Tepat pada hari yang dijanjikan
3 hari membangun bait Tuhan
Dia bangkit dari kematian
Di atas maut Dia menyatakan kuasa

Untuk kita yang beriman kepadanya
KebangkitanNya adalah kemenangan
KebangkitanNya adalah harapan
kebangkitanNya adalah pembuktian nyata
Dia anak Bapa

Segala kuasa ada padaNya
Namun, apa yang masih kau ragukan?

Karya : Titto Telaumbanua

***

PUISI - ANAK RANTAU

Anak Rantau

Jauh dari tanah kelahiran
Aku menginjakkan kaki ke seberang lautan
Sendiri
Mengikuti arah hati

Mental yang terasah
Segala ilmu yang terserap
Ambisi yang tumbuh begitu kuat
Sebagai bekal di dalam tualang dalam rimba

Ketika hinggap di tanah orang
Bertemu mereka yang kuanggap teman
Berotasi di dalam waktu
Datang, pergi, datang, pergi
Tak ada yang abadi

Berbulan-bulan hingga bertahun-tahun
Tinggal di dalam ruang sederhana
Kita sebagai anak kos

Ditanggal tua sebelum peralihan isi dompet
Mie instan satu-satunya solusi ternikmat
Tidak ada kata lemah
Tidak ada kata cengeng
Sudah membudaya, kita sebagai anak mandiri

Terkadang di dalam suatu waktu
Satu rasa penuh di dalam kantong rindu
Rindu rumah
Rindu kampung halaman
Rindu mereka yang sangat jauh di sana

Sebuah pilihan yang harus diselesaikan
Rindumu kau tumpuk saja dulu
Akan ada masanya kita akan menumpahkan segala rasa itu
Tunggu saja, akan ada masanya

Karya : Titto Telaumbanua

***

PUISI - PRESIDENMU TAK HARUS PILIHANMU

Presidenmu Tak Harus Pilihanmu

Lihat !
Penuh dengan kebencian
Di negri yang bermacam warna
Di negri yang dulu dipersatukan dalam perjuangan
Di tanah ibu pertiwi

Siapa yang bangga
Menebar keburukan lawan untuk menanjak
Tidak ada !
Tap saat ini, hal itu yang menjadi utama

Ketika pilihan terbagi dua
Saat yang tepat untuk membelah
Pilihanmu belum tentu pilihannya
Tanamkan itu !

Maraknya kebohongan dalam informasi
Segala data-data mentah
Dijahit serapih-rapihnya sebagai pusaka
Dalam tujuan, pilih pilihanku

Menerima demokrasi adalah solusi utama
Tidak dengan ego sebagai akar
Akar dari segala kebencian
Akar dari perpecahan

Untuk Indonesia damai
Hargai demokrasi

Karya : Titto Telaumbanua

***

Mungkin Kamu Suka

Patah Hati dalam Rangkaian Kata: "Patah Hati Yang Kau Berikan"

Selamat datang para pembaca setia, Kali ini, mari kita tertawa sedikit meskipun membahas sesuatu yang serius. Kita akan membahas puisi yan...