Impian Yang Tak Mungkin: Puisi Kocak tentang Perjuangan Hidup dan Harapan

Apakah Anda pernah merasa seperti tokoh utama dalam sebuah novel drama epik ketika menjalani hidup? Jika ya, puisi "Impian Yang Tak Mungkin" karya Titto Telaumbanua ini mungkin akan mengena di hati Anda. Tapi, siapa bilang perjuangan hidup harus selalu serius? Yuk, kita lihat sisi komedi dari puisi ini yang dijamin bikin kita senyum-senyum sendiri.

"Berjalan di dalam labirin kehidupan," bayangkan Anda sedang berada di taman labirin terbesar, tapi bukannya mencari jalan keluar, Anda malah mencari warung nasi goreng. Karena, siapa yang bisa berpikir dengan perut kosong, bukan?

"Meyakinkan diri pada mimpi yang tak mungkin," ini mirip dengan yakin bisa diet mulai Senin... setiap Senin, sepanjang tahun. Mimpi untuk memiliki tubuh atletis kadang terasa seperti angan-angan di siang bolong, apalagi ketika semangat untuk olahraga kalah dengan godaan martabak.

"Memilih berdiri daripada terus berbaring," saat alarm berbunyi pagi-pagi, dan Anda memilih berdiri... untuk mengambil remote TV dan tidur lagi di sofa. Harapan menjadi lentera di malam gelap? Tentu saja, asal ada kopi!

"'Ku menapak belum berarah," adalah momen ketika Anda berjalan ke dapur dan lupa mau ambil apa. Gelap di depan? Jelas, karena kucing peliharaan Anda memutuskan tidur di tengah jalan dan Anda hampir tersandung.

"Titik-titik cahaya kecil dari asa," mungkin adalah lampu-lampu kecil di jalan saat Anda berjalan pulang setelah kencan yang gagal total. Setidaknya, ada harapan bahwa Anda akan menemukan makanan enak di rumah.

"Beberapa duri terlintas yang tak terlihat mata," seperti momen ketika Anda menyadari ada jerawat yang muncul tepat di hari penting. Dan tentu saja, terpaan angin malam adalah saat-saat ketika Anda berjalan di luar tanpa jaket dan menyesalinya dalam 10 detik pertama.

"Tidak ada kata putus asa," saat Anda terus mencoba menonton drama seri favorit meskipun buffering tak kunjung selesai. Perjuangan yang nyata di era digital, teman-teman!

"Entahlah... Bagiku hidup adalah perjuangan," mungkin terasa seperti berusaha memasukkan benang ke jarum di tengah gempa bumi. Tapi, seperti dalam puisi ini, senjata kita adalah harapan, meskipun kadang terasa sia-sia. Setidaknya, kita bisa bercerita kepada Tuhan tentang perjuangan kita, sambil berharap Dia tertawa bersama kita.

Impian Yang Tak Mungkin
Karya: Titto Telaumbanua

Berjalan di dalam labirin kehidupan
Meyakinkan diri pada mimpi yang tak mungkin
Memilih berdiri dari pada terus berbaring
Menyusun tumpukan harapan sebagai lentera

'Ku menapak belum berarah
Gelap di depan
Titik-titik cahaya kecil dari asa
Memberi terang di setiap ku melangkah

Beberapa duri terlintas yang tak terlihat mata
Juga terpaan angin malam
Aku terus merangkak
Tanpa kata putus asa

Entahlah...
Bagiku hidup adalah perjuangan
Senjataku paling berharga adalah harapan
Sekalipun sia-sia
Setidaknya aku pernah bercerita kepada Tuhan

***

Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi "Impian Yang Tak Mungkin".


No comments:

Post a Comment

Mungkin Kamu Suka

Patah Hati dalam Rangkaian Kata: "Patah Hati Yang Kau Berikan"

Selamat datang para pembaca setia, Kali ini, mari kita tertawa sedikit meskipun membahas sesuatu yang serius. Kita akan membahas puisi yan...