Mengapa Rokok?: Refleksi Lucu tentang Kebiasaan dan Kesetiaan yang Berbahaya

Mengapa rokok selalu menjadi sahabat setia bagi banyak orang? Dalam puisi "Mengapa Rokok?" karya Titto Telaumbanua, kita diajak merenungi kebiasaan merokok dan dampaknya. Tapi siapa bilang refleksi harus selalu serius? Yuk, kita lihat sisi komedi dari puisi ini yang dijamin bikin kita senyum-senyum sendiri.


"Dalam keheningan yang terasa panjang, dalam diam yang tak sedikit pun ada celah kebisingan," bayangkan momen di mana Anda duduk sendirian di balkon, merasakan keheningan yang begitu sunyi. Tapi tiba-tiba, tetangga sebelah mulai karaokean dengan suara yang menggelegar. Ah, keheningan yang terasa panjang memang jarang ada di kompleks perumahan.


"Melihat ke luar yang penuh kekacauan, aku tetap kokoh pada kenyamanan," saat Anda mencoba mencari ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Meskipun anak-anak bermain bola di halaman, Anda tetap tenang dengan secangkir kopi di tangan, seperti pejuang sejati yang tak tergoyahkan.


"Sahabat terpilih paling setia, masih menyala di antara 2 jari," ini adalah momen di mana rokok menjadi teman setia di tengah segala kesibukan. Tapi jangan lupa, ada juga sahabat setia lainnya yang tak kalah hebat: gorengan dan saus sambal!


"Mengapa harus rokok? Mengapa dia yang harus terpilih sebagai pelarian?" bayangkan ketika Anda bertanya-tanya mengapa rokok menjadi pelarian di tengah stres. Padahal, ada banyak pelarian lainnya yang lebih sehat, seperti menyusun puzzle atau mengejar kucing peliharaan di rumah.


"Pertimbangan demi pertimbangan datang, kau tak tahu betapa setianya rokok," ini adalah momen di mana Anda merasa rokok adalah sahabat yang tak pernah berkhianat. Tapi ingat, ada sahabat lainnya yang lebih setia dan tak membahayakan, seperti bantal favorit yang selalu ada saat Anda ingin tidur siang.


"Rasa-rasanya dia tak sejahat itu, sekalipun dia begitu," bayangkan Anda merasa rokok tidak sejahat yang dikatakan orang. Tapi kenyataannya, rokok tetap membunuh perlahan. Jadi, mungkin saatnya mempertimbangkan pelarian lain yang lebih aman, seperti mencoba hobi baru atau belajar memasak resep baru.


Mengapa Rokok?

Karya: Titto Telaumbanua


Dalam keheningan yang terasa panjang

Dalam diam yang tak sedikit pun ada celah kebisingan

Melihat ke luar yang penuh kekacauan

Aku tetap kokoh pada kenyamanan


Sahabat terpilih paling setia

Masih menyala di antara 2 jari

Dalam keadaan ini pun dia tak berkhianat

Dia tak berpaling dalam menemani


Mengapa harus rokok?

Mengapa dia yang harus terpilih sebagai pelarian?

Apa hebatnya dia dalam memanjakan ceria di wajahmu?

Kamu belum tau jahatnya,

Dia membunuhmu perlahan


Pertimbangan demi pertimbangan datang

Kau tak tahu betapa setianya rokok

Rasa-rasanya dia tak sejahat itu

Sekali pun dia begitu

Anggaplah itu sebagai garis waktu

Bukan rokok yang membunuh

Melainkan catatan takdir yang tertulis sebelum aku tercipta


***


Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi "Mengapa Rokok?".


 

No comments:

Post a Comment

Mungkin Kamu Suka

Patah Hati dalam Rangkaian Kata: "Patah Hati Yang Kau Berikan"

Selamat datang para pembaca setia, Kali ini, mari kita tertawa sedikit meskipun membahas sesuatu yang serius. Kita akan membahas puisi yan...