Hati, organ yang sering kali menjadi pusat dari segala perasaan kita. Dalam puisi "Hati Yang Lemah" karya Titto Telaumbanua, kita diajak merenungi kelemahan dan kekuatan hati. Tapi siapa bilang refleksi harus selalu serius? Yuk, kita lihat sisi komedi dari puisi ini yang dijamin bikin kita senyum-senyum sendiri.
"Bagaimana hari ini? Masihkah kamu melakonkan sandiwara hati?" bayangkan Anda sedang berbicara dengan teman yang selalu drama setiap hari. Setiap kali dia bercerita, rasanya seperti sedang menonton sinetron yang penuh dengan adegan menangis dan emosi meledak-ledak. Dan Anda hanya bisa mengangguk sambil berkata, "Oh, jadi gimana kelanjutannya?"
"Kalau begitu, coba berteduh saja dulu di bawah atap yang kau sebut ruang jeda," ini adalah momen di mana Anda menyarankan teman Anda untuk istirahat sejenak dari segala drama kehidupannya. Mungkin duduk di kafe sambil menikmati secangkir kopi hangat bisa jadi solusi yang tepat. Tentu saja, sambil curhat tentang drama terbaru.
"Musim hujan memang masih berlangsung," bayangkan hujan yang terus turun membuat Anda merenung tentang kehidupan. Tapi, yang lebih nyata adalah saat Anda berlarian mencari tempat berteduh karena lupa membawa payung. Ah, musim hujan memang penuh tantangan!
"Coba meresapi setiap bulirnya yang jatuh," ini adalah momen di mana Anda duduk di tepi jendela sambil mendengarkan hujan. Tapi, alih-alih merenung dalam-dalam, pikiran Anda malah melayang ke hal-hal lucu, seperti ingatan tentang kejadian konyol di masa lalu yang membuat Anda tertawa sendiri.
"Dalam teduhanmu, selain kenangan akan hilang, juga pelangi akan jelas terlihat," bayangkan Anda menunggu hujan reda sambil berharap melihat pelangi. Tetapi, yang muncul justru tetangga yang keluar rumah dengan payung warna-warni, membuat pemandangan lebih meriah daripada pelangi.
"Hati memang organ lemah, ruang perasaan yang mudah rapuh," ini adalah refleksi tentang betapa mudahnya hati kita terluka. Tapi, jangan lupa, hati juga bisa kuat. Seperti ketika Anda berhasil move on dari mantan dan merasa seperti pahlawan yang baru saja memenangkan pertempuran besar.
"Iya, hati memang organ lemah, yang juga bisa kuat," adalah penutup yang mengingatkan kita bahwa di balik kelemahan hati, terdapat kekuatan besar. Jadi, teruslah berjuang dan jangan biarkan hati Anda lemah terlalu lama. Karena pada akhirnya, hati yang kuat akan selalu siap menghadapi tantangan.
Hati Yang Lemah
Karya: Titto Telaumbanua
Bagaimana hari ini?
Masihkah kamu melakonkan sandiwara hati
Atau bagaimana?
Sudahkah hati menemukan lelah?
Kalau begitu,
Coba berteduh saja dulu di bawah atap yang kau sebut ruang jeda
Musim hujan memang masih berlangsung
Coba meresapi setiap bulirnya yang jatuh
Biasanya di sana ada ketenangan
Di sana ada kenangan yang seharusnya kau nikmati
Sebelum lenyap ke dalam tanah
Dalam teduhanmu,
Selain kenangan akan hilang,
Juga pelangi akan jelas terlihat
Bila kamu setia menunggu redanya
Hati memang organ lemah
Ruang perasaan yang mudah rapuh
Tapi dari berbagai alasan rapuhnya itu
Pada akhirnya hati bisa kuat
Iya, hati memang organ lemah
Yang juga bisa kuat
***
Silahkan menonton video musikalisasi dari puisi "Hati Yang Lemah".
No comments:
Post a Comment