SAJAK - SETIA ITU MUDAH

Setia Itu Mudah

Setia
Kata paling murah untuk keluar dari pita suara
Sangat ampuh sebagai penenang
Penyangga keyakinan dari sebuah kekhawatiran
Tapi pada akhirnya,
Setia adalah suatu beban berat untuk sebagian besar kita

Setia kerap sebagai ucapan janji
Ketika taman hati sedang mekar dengan warna-warni sayang kasih
Setia adalah ikrar yang paling cepat sebagai pelengkap rangkulan hangat
Tapi pada akhirnya,
Rangkulan yang begitu melekat
Akan merenggang oleh sebuah kata bosan

Setia yang sesungguhnya adalah setia yang tidak perlu berwujud sebagai ucapan
Sama halnya dengan cinta yang datang tanpa alasan
Setia akan berjalan bersama waktu
Setia akan selalu berdampingan dengan cinta
Dan cinta adalah satu-satunya alasan di dalam setia

“Aku setia...”
Rangkaian kata yang tak perlu kau ucap
Selama kau berada dalam gelung renjana
Setia akan selalu ada

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - DI UMUR DUA TIGA

Di Umur Dua Tiga

Kali kesekian Februari berulang
Memberi isyarat akan usiaku yang bertambah
Tahap sebagai dewasa untuk angka 23
Tidak lagi soal petualangan akan jati diri yang belum tampak
Tidak lagi tentang emosi yang labil untuk diri harga mati

Makna dari kehidupan yang sejati
Telah memperlihatkan wujud nyatanya
Dari betapa keras dan lembutnya dunia yang sebenarnya
Cinta dan kebencian,
Adalah dua unsur yang paling berperan

Terlepas dari segala kasih sayang di masa kanak-kanak
Segala sanjungan dan tepuk tangan meriah
akan apresiasi dari hal-hal baru yang bisa kulakukan
Segala tawa dan haru dari orang-orang di sekitar
akan tingkat-tingkat kehidupan yang satu-persatu kulewati dengan sempurna

Dari sisi sebelahnya,
Kehidupan juga memiliki rimba yang sangat buas
Dunia yang nyata
Di mana kita dituntut menyelam ke dalam luasnya samudra
Ini kehidupan yang sesungguhnya

Dan
Bila aku berbalik ke arah yang terlewat
Akan ada banyak kesalahan-kesalahan yang akan kujumpai
Setahun terakhir yang begitu singkat
Sangat sia-sia perjalananku tentang hidup yang masih berdiam

Aku mengambil suatu pergantian langkah
Melihat sebesar-besarnya masa depan yang sedang terpampang
Dalam sebuah keputusan aku bergerak
keluar dari suatu zona yang biasa

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - HUJAN DERAS DI MALAM HARI

Hujan Deras di Malam Hari

Di awal gelap setelah pamitnya surya
Yang harusnya bulan memamerkan elok parasnya
Yang harusnya bintang membuktikan betapa indahnya angkasa
Namun awan abu-abu membungkus semesta

Berawal dari petir yang mencekam
Bunyi guntur yang menakutkan
Hembusan angin yang kencang
Mengirim kabar akan langit sedang berduka

Aku berdiri di depan teras
Melihat tetes hujan yang berlomba menjamah tanah
Semakin lebat,
Deras,
Bersama angin hebat

Di tengah hawa yang mencekik
Menikmati alam yang sedang bengis
Mengaduk cerita dalam hangatnya segelas kopi

Senikmat kopi
Begitu juga nikmatnya suasana malam ini

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - SELAMAT ULANG TAHUN BRO

Selamat Ulang Tahun Bro

Tepat hari ini kau mengulang tanggal kelahiran
Tahun ke 18 sejak bermula suatu sejarah kehidupan
Kau menangis sebagai bayi kecil
Bersambut haru bahagia dari kami yang menantimu tiba

Saaat itu aku melepas kata bungsu dan menyandang kepadamu
Kau kupanggil ADIK

Aku terus melihatmu saat bertumbuh
Segala rasa hati datang beriringan dalam perputaran waktu
Senang, gembira, kesal, kecewa
Terkadang kau mambuatku emosi
Terkadang juga membuatku bangga
Semua rasa berakhir pada labuhan tali kasih

Aku menyaksikan betapa cerdasnya kamu di masa putih-merah
Belajar membaca dari judul berita di lembaran koran
Mulai dari hanya bisa mengeja huruf demi huruf
Sampai bisa merangkainya menjadi kata
Hingga mahir membaca kalimat
Mungkin kamu masih ingat dengan kalimat itu

Hmmm... lucu ya kalau masa itu kembali teringat

Masa putih-biru aku mulai jarang melihatmu
Ketika tuntutan ilmu memberi jarak
Kita hanya bisa bersulam kisah saat kalender berwarna merah
Bersama teka-teki dan anekdot-anekdot lucu yang selalu kubawa ketika pulang

Di masa putih abu-abumu
Aku hanya mendengar ceritamu
Ketika jarak kembali bertahta
Komunikasi hanya lewat pinsel dan curhatan-curhatan singkat
tentang masa yang sedang kita selami

hingga tiba pada tahun sekarang
tahun istimewa dalam kesibukanmu berada di garis akhir SMA
tahun kekhawatiranmu dalam penentuan pilihan langkah setelahnya

semangat Bro
semoga tahun ini sesuai dengan mimpi

Happy 18th Birthday
Good Bless You !!!

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - DI SAMPING HALTE

Di Samping Halte

Ketika aku dalam penantianmu pulang
Dalam kesendirian aku berada di tengah rendahnya hawa malam
Bangku panjang di pematang jalan sebagai zonaku menunggumu
Tepat di sebelah halte yang kerap kau turun

Aku berdiam dalam hening di tengah riuhnya kendaraan
Suasana beku dari setiap hembusan angin malam
Menyelap menempuh pori-pori kecil di sekujur kuitku
Menyempurnakan narasi yang sedang kurenungkan
Sebagai diary hari ini

Entah apa aku enggan membiarkan layar ponselku mati
Barangkali aku yang tak sabar mendengar
dering notifikasi dari kabar datangmu yang akan kau kirim

Duduk
Termenung dalam situasi yang begitu membosankan

Angka penanda waktu sudah beralih
Memberi petunjuk akan pergantian hari
Dan ponselku masih sepi

Rasa jenuh coba kutepis
Kulukiskan senyum di sela hening
Teruntuk sepi yang sedang hambar malam ini

Karya : Titto Telaumbanua

***

SAJAK - RINDU RUMAH

Rindu Rumah

Semilir angin yang menabrak tubuh diamku
membawa lamunan dari kisah-kisah masa kecilku
Melukis gambar-gambar bahagia dan juga derita
dari cerita yang tertulis oleh ribuan hari yang terlewat
Kenangan yang begitu indah
bercampur di dalam aroma kopi yang tersaji di depanku

Memberikan senyum kelegaan dari masa-masa sulit
Termenung melihat kembali rasa pahit tentang suatu perjalanan waktu
Kisah-kisah kelabu kini terselip di dalam setiap tegukanku
Menjadikan cerita paling manis yang menawar pahit dari kaffeinnya

Detik berjalan kuhabiskan di dalam ruang imajinasi
Menghanyutkan jiwaku pada muara kampung halamanku
Memberikan rasa ingin kumenyelam kembali
di dalam masa-masa bahagia yang telah berlalu

Tempat yang paling nyaman dan kusebut keluarga
Masa berkumpul di dalam 1 atap yang kunamai rumah
Masa bersama menghidangkan makanan di dalam 1 wadah
Masa tertawa bersama di dalam 1 ruangan
Bahagia yang tercipta memanjakan ragaku dalam lamunan panjang

Tegukan terakhir dari minumanku membawa pada kenyataan
Tentang manis pahitnya hidup yang sesungguhnya
Senyum tipis ketika aku tahu betapa nikmatnya secangkir kopi
bila disanding dengan kenangan
bersama kerinduan akan masa-masa yang terselip di dalamnya

Karya : Titto Telaumbanua

***

Mungkin Kamu Suka

Patah Hati dalam Rangkaian Kata: "Patah Hati Yang Kau Berikan"

Selamat datang para pembaca setia, Kali ini, mari kita tertawa sedikit meskipun membahas sesuatu yang serius. Kita akan membahas puisi yan...